PHNOM PENH, CVTOGEL — Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan yang disengketakan memasuki babak baru yang mengkhawatirkan. Laporan dari sumber militer Kamboja menyebutkan bahwa serangan artileri dan pengeboman dari pihak Thailand masih berlanjut, meskipun terdapat pernyataan dari figur internasional, termasuk yang dikaitkan dengan Presiden Donald Trump, yang mengklaim bahwa konflik tersebut telah berakhir.
Serangan ini menargetkan kawasan di sekitar zona sengketa Kuil Preah Vihear, menunjukkan bahwa ketegangan di lapangan jauh berbeda dengan narasi diplomatik yang beredar di tingkat global.
I. Serangan Berlanjut dan Laporan Lapangan
Pasukan Kamboja melaporkan adanya gelombang serangan artileri berat yang menghantam wilayah yang mereka klaim berada di dalam perbatasan Kamboja, mengabaikan seruan gencatan senjata dan perdamaian.
Target Serangan: Serangan terbaru difokuskan pada desa-desa dan pos militer Kamboja di Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear.
Dampak: Pengeboman ini telah menghancurkan lebih banyak infrastruktur dan memaksa gelombang baru pengungsi sipil meninggalkan rumah mereka, menambah beban krisis kemanusiaan yang sudah ada.
Tanggapan Kamboja: Juru Bicara Militer Kamboja, Kolonel Chum Socheat, menegaskan bahwa pasukan mereka berada dalam mode pertahanan, tetapi akan merespons dengan keras setiap pelanggaran kedaulatan.
II. Kontradiksi Narasi Diplomatik Global
Laporan berlanjutnya serangan ini menciptakan kontradiksi tajam dengan pernyataan yang diklaim datang dari lingkaran diplomatik AS, termasuk isu bahwa Presiden Trump telah mengeluarkan pernyataan mengenai berakhirnya permusuhan.
-
Fokus Pengecaman: Pemerintah Kamboja secara implisit mengkritik pihak yang memberikan informasi yang tidak akurat mengenai kondisi nyata di lapangan, yang dapat merusak upaya mediasi yang kredibel.
-
Tuntutan Internasional: PBB dan negara-negara ASEAN didesak untuk memverifikasi kondisi lapangan secara independen dan menekan Thailand agar segera mematuhi gencatan senjata, terlepas dari narasi politik yang berkembang.
“Kami tidak peduli dengan rumor atau klaim yang beredar di media internasional. Realitasnya adalah, bom masih jatuh di tanah kami. Kami meminta komunitas global untuk melihat korban sipil dan mendesak penghentian agresi segera,” ujar Perdana Menteri Kamboja.
III. Situasi Kemanusiaan Semakin Parah
Korban tewas dan luka-luka dari pihak sipil terus bertambah seiring meluasnya jangkauan artileri. Akses bantuan kemanusiaan menjadi sangat sulit karena jalur darat yang dipenuhi ranjau dan terkena tembakan. Kedua negara masih belum menyepakati koridor aman yang efektif untuk evakuasi dan distribusi bantuan.

