pttogel Pamekasan – Karier seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang kini berada di ujung tanduk. Penyebabnya, tindakan kekerasan yang ia lakukan terhadap seorang kurir layanan Cash on Delivery (COD) di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, terekam kamera dan viral di media sosial. Publik mengecam keras aksi tersebut dan mendorong adanya sanksi tegas.
Insiden di Jalan Raya: Kurir Jadi Korban Kekerasan
Kejadian ini bermula saat seorang kurir COD hendak mengantarkan paket ke salah satu pelanggan di wilayah Pamekasan pada hari Minggu (29/6/2025) siang. Dalam proses pengantaran, kurir tersebut diduga terlibat kesalahpahaman dengan seorang pria yang belakangan diketahui adalah ASN aktif dari instansi Pemkab Sampang.
Dari video yang beredar di berbagai platform media sosial seperti Instagram dan TikTok, tampak sang ASN tengah menegur keras si kurir, lalu secara tiba-tiba mencekiknya hingga kurir tersebut terdorong mundur. Aksi tersebut berlangsung di pinggir jalan, disaksikan sejumlah warga yang tidak sempat melerai karena terkejut.
Video berdurasi sekitar 40 detik itu langsung menuai reaksi luas dari netizen. Banyak yang mengecam tindakan kekerasan yang dinilai tidak pantas dilakukan oleh seorang aparatur negara yang seharusnya menjadi teladan masyarakat.
baca juga: 6-gaya-pacar-leonardo-dicaprio-pakai-gaun-transparan-di-pernikahan-jeff-bezos-bikin-tamu-pangling
Identitas Pelaku Terungkap, ASN Pemkab Sampang Kena Sorot
Berdasarkan hasil penelusuran netizen dan konfirmasi dari pihak kepolisian setempat, pelaku dalam video tersebut adalah seorang pria berinisial M (43), yang diketahui bekerja di salah satu dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang. Pihak Pemkab Sampang pun tak butuh waktu lama untuk memberi tanggapan.
Dalam pernyataan resminya, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sampang, Irfan Wahyudi, mengatakan bahwa pihaknya sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh M dan telah memulai proses klarifikasi serta pemeriksaan internal.
“Kami sudah mendapatkan laporan dan melihat videonya. Apa pun alasannya, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan, apalagi dilakukan oleh seorang ASN,” ujar Irfan dalam konferensi pers pada Senin (30/6/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ASN bersangkutan telah dipanggil untuk dimintai keterangan, dan hasil dari pemeriksaan tersebut akan menjadi dasar pemberian sanksi disiplin sesuai PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS.
Reaksi Keluarga Korban dan Publik Semakin Meluas
Sementara itu, pihak keluarga korban menyatakan bahwa mereka sangat kecewa dan terpukul atas perlakuan yang diterima oleh anggota keluarga mereka yang hanya sedang menjalankan tugas. Dalam wawancara dengan media lokal, ayah korban menyebut bahwa anaknya sempat mengalami trauma dan enggan kembali mengantar paket untuk sementara waktu.
“Anak saya tidak pernah punya masalah dengan siapa pun. Dia kerja dari pagi sampai malam untuk bantu keluarga. Tiba-tiba malah diperlakukan seperti itu di jalan,” kata sang ayah dengan nada kecewa.
Reaksi keras juga datang dari warganet. Tagar #SaveKurirCOD dan #TindakASNBrutal sempat menjadi trending topic di media sosial wilayah Madura. Banyak yang menuntut agar ASN tersebut dipecat karena telah mencoreng nama baik institusi pemerintahan.
Potensi Sanksi Berat hingga Pemecatan
Dari sisi regulasi, tindakan ASN tersebut berpotensi dijatuhi sanksi berat. Dalam PP Nomor 94 Tahun 2021 disebutkan bahwa PNS yang melakukan perbuatan tercela atau kekerasan yang mencoreng nama baik instansi, dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
Selain itu, jika dalam proses hukum terbukti bahwa tindakan yang dilakukan mengandung unsur pidana, maka hukuman bisa semakin berat. Saat ini, pihak kepolisian Pamekasan telah menerima laporan dari korban dan mulai melakukan penyelidikan atas dugaan penganiayaan ringan.
Kapolres Pamekasan AKBP Satria Permana menyatakan bahwa pihaknya sudah mengantongi sejumlah bukti dan akan segera memanggil pelaku untuk dimintai keterangan resmi. “Proses hukum tetap berjalan meskipun pelaku adalah ASN. Tidak ada yang kebal hukum,” tegasnya.
Refleksi dan Harapan ke Depan
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh aparatur negara, bahwa status sebagai ASN bukanlah jaminan untuk bisa bertindak semena-mena di masyarakat. Publik menuntut transparansi dan ketegasan dari pemerintah dalam menindak pelanggaran perilaku, agar tidak menjadi preseden buruk bagi institusi.
Di sisi lain, kasus ini juga membuka mata akan pentingnya perlindungan terhadap pekerja lapangan seperti kurir, ojek online, dan tenaga logistik lainnya. Mereka adalah bagian penting dari rantai ekonomi digital saat ini dan sudah selayaknya dihormati.
Kini, karier ASN Pemkab Sampang itu berada di ujung tanduk. Dari seorang abdi negara, ia bisa saja berubah status menjadi tersangka pelaku kekerasan. Semua hanya karena kehilangan kendali emosi di tempat umum.
sumber artikel: www.theawakeningsong.com